Pages

Punggungmu

punggungmu. ya! punggungmu. kenapa begitu melukaiku?

bukan sekali atau dua kali.

aku berusaha untuk biasa saja.
aku berusaha untuk tidak mempedulikannya.
aku berusaha untuk baik-baik saja.
aku berusaha untuk mengerti.
aku berusaha.
aku berusaha untuk menjadi dewasa dengan tidak memikirkannya.

tapi aku lemah. aku lemah!
usahaku pupus.

nyatanya...
aku tidak biasa saja.
aku mempedulikannya.
aku tidak baik-baik saja.
aku belum mengerti.
aku sudah berusaha.
aku belum dewasa untuk tidak memikirkannya.

aku bisa bicara apa saja dengan sebuah candaan kepada mereka yang bergantian bahkan terus menerus melewati samping tempat dudukku yang sebenarnya cukup mengganggu dan membuatku ingin pindah dari tempat duduk itu dan mencari tempat duduk yang bukan menjadi jalan utama.
tapi...
aku tidak beranjak dari tempat duduk itu.
aku masih di situ sampai pada akhirnya...
aku seperti ini.
entah seperti ini itu seperti apa. aku pun tidak memahaminya.
aku marah. marah pada diriku karena sikapku.
sekali lagi. aku belum dewasa.
aku marah...
karena aku tidak bisa bicara apapun kepadamu yang memberiku punggung dengan bonus kebisuan.
karena tidak ada yang bisa aku candai akan hal tersebut.

WHAT THE HELL SUCI!
HANYA karena dipunggungi?????
come on! wake up!
lucu sekali dirimu, ci.
HAHAHA.
kau kekanak-kanakkan.
kau berlebihan!

hmm...
i think so.
but... seperti inilah.....
aku kalah.
aku mempecundangi diriku sendiri.
aku lemah!

mungkinkah aku gerbong terakhir di hadapan apapun? di hadapan siapapun?
mungkinkah aku bukan pilihan?

tapi terimakasih karena masih berkenan menerimaku.
walaaaaau.....terakhir.

:)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © sucidhon. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online